Bekerja, menikah dan tetap memilih bekerja bukan hal yang sulit selama mendapat restu suami. Tapi selama hamil masih bekerja tak semua orang sanggup melakukannya, karena setiap kondisi kehamilan tidak selalu sama pada tiap orang.
Alhamdulillah, setelah menikah masih bisa bekerja, hamilpun masih bisa beraktifitas seperti biasa. Bahkan setelah melahirkan dan menghabiskan masa cuti yang pendek bisa kembali bekerja dengan normal. ASI pun masih bisa kuberikan dengan maksimal, sehingga tak ada perasaan bersalah yang berlebihan karena telah meninggalkan bayiku selama bekerja. Secara juga bayiku ada yang menjaga dengan baik.
Sekarang bayiku sudah tumbuh besar, usianya sudah menginjak 4 tahun. Meninggalkannya bekerja tak lagi semudah dulu, tinggal pamit sama yang menjaganya. Sekarang yang kulakukan untuk pamit bekerja lebih rumit, karena anak tidak selalu bisa diajak kompromi, terkadang ada saja syaratnya agar aku bisa lolos dan diijinkan pergi kerja. Artinya sekarang dia lebih sering menahanku untuk diam di rumah dan menghabiskan banyak waktu untuknya. Ya, enak juga sih bisa seperti itu. Ibu mana yang rela terus menerus meninggalkan anaknya untuk bekerja? Tentu aku juga ingin bisa jadi ibu rumah tangga seutuhnya tapi masih bisa berpenghasilan walau hanya diam di rumah, tapi belum bisa sekarang. Rupanya perlu banyak ilmu dan kesabaran untuk mencapai sesuatu yang kita anggap hal yang nyaman dan membahagiakan. Aku harap selama aku belum dapat mewujudkannya, selama itu pula aku bisa mendidik anakku menjadi anak yang kuat dan pengertian bahwa ibunya bekerja karena sayang dan bukan sekedar mencari materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar