Setelah hari rabu biasanya waktu begitu cepat, bergulir hari bertemu kamis dan datanglah hari yang spesial the day is ...friday..
Oh.. batinku mengeluh.
Ada apa gerangan di hari jum'at, keistimewaannya sudah aku rasakan di hari-hari sebelumnya, bahkan ketika malam harinya, menunggu detik-detik pergantian hari, jantungku berdegup pelan tapi pasti..
Menyeriak desiran ketegangan di hatiku, saat harus melewati hari ini.
Pastinya banyak orang berfikir, bukankah semua hari adalah sama saja? Dan kalaupun ada yang spesial, itu karena jum'at hari yang baik untuk ibadah.
Seperti biasanya, jum'at kebagian shift pagi, masuk jam 10.30 pulang jam 6 sore, jam kerja yang lumayan singkat sebenarnya, coba kalo dibandingkan dengan pegawai pabrik (harus bangun pagi-pagi sekali untuk ngejar waktu biar gak kesiangan). Satu sisi aku bersyukur punya pekerjaan yang waktunya bisa diatur, maksudnya sebelum kerja aku sempat ngerjain kerjaan rumah terlebih dahulu dan bermain-main dengan si kecil.
Hari jum'at, waktu berjalan begitu lambatnya, toko sepi walau ada yang keluyuran diluar toko cuma window shoping doang, kebanyakan orang hilir-mudik untuk membunuh waktu sambil nunggu jum'atan.
Sendiri aku duduk dengan mata ke arah luar menatap koridor yang menghadap ekskalator, "huft..sepinyaaa.." kataku. Sepi gini jadi ngomong sendiri, aduh lah, alah lah, semuanya keluhan. Padahal ini masih awal belum ke sesi berikutnya.
Belum ada yang beli, barang dagangan masih utuh. Buku invoice masih kosong, deg-degan jantungku kalau ingat itu. Artinya bakal ada yang 'nyunyun' hari ini.
Walau berlangsung lambat karena hati yang makin gak enak.. Teng.. tong.. teng ..tong...ngek..ngekk..ngekk..ngekk (bunyi juga alarmnya). Kulihat jam sudah jam dua. Inilah saatnya, uji nyali...
Tok, tak, tok, tak... (penampakan itu baru kedengaran suaranya). Aku langsung ta'awudz dalam hati.
Semoga bisa nahan emosi hari ini dan bisa sabar..
Datang juga dia dengan wajah yang seperti biasanya. Dan basa-basi yang biasa juga. Ini penentuan jika awalnya menggembirakan dia akan senang sampai aku pulang, tapi jika dia bete, oh bencana untukku seharian.
"Udah laku apa, wi.." dengan logatnya yang khas, tanya seniorku.
"Oh, belum Mbak, sepi banget.." aku pesimis, jawaban ini yang selalu bikin dia bete.
Dari situ dia ngoceh-ngoceh tentang penjualan, apalah, inilah, itulah, mewekwek terus... Dan aku diam, atau sekadar mangut-mangut.
Itu memang jurus handal menghadapinya, jangan sampai salah ngomong, salah sedikitpun bisa kena semprot.
Jum'at di atas jam 2, suasana toko mulai ada kehidupan. Jumatan sudah bubar, sekolah udah pada pulang. Kampus di depanpun sudah ramai, jadinya Mall ini mulai ada lagi pengunjungnya, begitu juga toko ini.
Customer masuk bertanya ini dan itu, kujelaskan dengan ramah. Membantunya mendapatkan apa yang benar-benar dibutuhkan dan yang sesuai dengan kantongnya. Aku tak sungkan, walau harus berlama-lama asal pasti, deal langsung closing. Gitu kan dimana-mana orang jualan punya teknik berbeda, untuk customer yang berbeda kita tidak bisa mengunakan tekhnik yang sama.
Beda orang, beda gaya.
Tampaknya selalu ada perbedaan cara pandang aku dengan Mbak Ayu ini, entah dia selalu merasa tidak puas dengan caraku memperlakukan customer padahal jadi beli juga, bikin aku seba salah. Ga enak lah kalau ada customer terus ada dia, nyuruh-nyuruh gak jelas, bentak-bentak, kalau ada yang aku tanyakan jawabnya gak enak.
Ya, hari jum'at jadi berbeda karena ada dia yang suka sekali mancing-mancing emosi aku.
Seharian ini aku mati kutu. Untungnya aku gak pernah ngeladenin dia. Begitu terus sampai akhirnya jam 6, waktunya pulang...
Uji nyaliku tiap jum'at lulus juga.. tak ada lambaian tangan ke arah kamera.. hihi.. artinya aku tidak kalah walau aku mengalah.
Semangat lah, toh cuma jum'at aja ketemu dianya juga. Hari lain aku jaga di toko yang satunya lagi, dan gak pernah dia berani nyinggung-nyinggung aku.
Betewe, aku ga tau awalnya kenapa dia sensi ke aku (suka marah gak jelas, suka komen-komen hidup aku, kepoin aku, terakhir dia ngeblokir fb aku) Padahal aku gak pernah bikin masalah. Tapi karena udah biasa, aku bodo amat lah.. terserah aja, dia mau gimana gimana juga, soalnya kalo aku nyerah dia bakal seneng dong, enak aja...
JUMAT YANG BERBEDA YAK, WKWKWK
BalasHapus