Rabu, 19 Maret 2014

Mengobati trauma akibat bencana dan musibah

"Inalillahi..." Ucapku saat membuka koran dan tercetak disana, ANAK 10 TAHUN YANG TERBAWA ARUS BANJIR BELUM DIKETEMUKAN.

Setelah kubaca, rupanya anak itu sedang bermain di gang dekat rumahnya, saat itu hujan deras sekali. Anak itu bernama Airlangga, ia hendak mengambil sendalnya yang terjatuh, namun nasib naas menimpanya. Ia masuk ke dalam lubang pembuangan yang terbuka, terperosok sedalam 1,5 meter dan terbawa arus air yang sangat kuat. Tak ada yang bisa menolongnya, karena cepatnya arus air saat itu. Teman-teman bermainnya hanya bisa berteriak dan segera memberi kabar kepada orang tuanya.

Sungguh segala nasib baik dan buruk adalah kehendak Allah yang ditimpakan pada kita, manusia.
Inipun adalah nasib yang harus diterima bocah yang baru berusia 10 tahun tersebut. Lantas apa yang terjadi pada orang tuanya?

Membayangkannya saja, saya langsung teringat anak sendiri. Faiz, langsung menyeruak kekhawatiranku padanya. Orang tua mana yang tak sayang pada anak? Jangankan anak kandung, sebagai seorang ibu, naluri keibuanku selalu muncul bila melihat anak-anak.

Apa yang terjadi jika musibah di atas menimpa diri kita?

Sebagai manusia biasa pasti tak lepas dengan kesedihan, sejauh apa kita bisa melewatinya dengan sabar dan tidak meninggalkan trauma yang membuat kita jadi terpuruk.

Nasib seperti yang bisa kita hindari? Sebagai manusia jika kita ditimpakan oleh suatu musibah itulah saat dimana kita sedang diuji.

Sebagaimana seorang siswa yang menghadapi ujian, tentunya kita harus tahu spesifikasi apa yang membuat kita lulus dan bisa terhindar dari trauma akibat bencana atau musibah yang menimpa pada diri kita.

Allah berfirman:

"Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka berkata, 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali).' Mereka adalah orang-orang yang mendapat shalawat (yaitu diberkati dan diampuni) dari Tuhan mereka, (mereka adalah orang-orang yang) mendapat rahmat-Nya, dan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Albaqarah: 155-157)

Diriwayaykan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:

"Jika ada orang yang tertimpa musibah, berkatalah, 'sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali', berikanlah ganjaran kepadaku dalam musibah yang menimpaku dan gantikanlah untukku apa yang lebih baik darinya maka Allah akan memberikan ganjaran atas musibahnya dan akab menggantikan untuknya dengan yang lebih baik."

Kata-kata yang terkandung dalam hadits tersebut (ucapan innalillahi wa inna ilaihi raaji'un dan doa di atas) adalah obat yang benar-benar ampuh bagi orang-orang yang tertimpa musibah. Kalimat ini mengandung aspek utama yang jika hamba-hamba Allah mengetahuinya dengan baik, maka mereka akan terhibur dari trauma akibat musibah itu.

Pertama, seorang hamba Allah, keluarga dan kekayaannya adalah milik Allah yang dititipkan.kepadanya. Jika Allah mengambil kembali titipannya itu, maka Dia merupakan pemilik yang sesungguhnya. Apapun yang diberikan Allah kepada seorang hamba diahului dan diikuti dengan ketidakadaan. Ingatlah bahwa apa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya di dunia  bersifat sementara.

Kedua, hamba Allah akan kembali kepada Allah, Sang Penguasa yang sesungguhnya. Cepat atau lambat, mereka akan meninggalkan kehidupan ini, kembali pada Allah dalama keadaan sebagaimana ketika Dia menciptakan mereka pertama kali, tidak punya apa-apa, tanpa istri, keluarga. Hanya aa amal baik dan buruklah yang akan menjadi milik para hamba Allah. Karena segalanya, awal dan akhirnya adalah milik Allah.

Kita sebagai hamba Allah tidak boleh berbangga dengan apa yang dimiliki dan tidak boleh bersedih jika kehilangan.

Kesedihan dan depresi akan hilang jika hamba Allah menyadari seyakin-yakinnya bahwa mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menghindari segala yang telah menimpa mereka, juga tidak dapat mengadakan apapun yang tidak ditakdirkan untuk mereka.

Kesedihan yang mendalam akibat suatu musibah dapat hilang jika hamba Allah menyadari bahwa ada anugerah Allah yang lebih baik dan kekal di akhirat. Allah menjanjikan sesuatu yang lebih baik dibandingkan apa yang hilang dari mereka dengan syarat mereka harus bersabar menghadapi musibah. Jika Allah menghendaki, bukan tak mungkin Dia dapat menciptakan musibah yangebih besar lagi.

Guncangan akibat musibah juga dapat dihilangkan dengan mengamati orang lain di sekitarnya dan menyadari keman pun orang memandang, ia akan melihat musibah. Ia juga akan menyadari bahwa kebahagiaan dunia ini ibarat kilasan mimpi atau bayangan berkelebat.

Kehidupan ini memberikan kebahagiaan, namun dibarengi tetesan air mata kesedihan. Jika kehidupan ini memberikan kebahagiaan paa suatu hari, maka kehidupan ini sedang menyembunyikan kesedihan hari-hari yang akan datang.

Menghilangkan duka cita juga dapat dilakukan dengan menyadari bahwa kehilangan pahala sikap sabar dan ridha merupakan musibah yang jauh lebih besar dari musibah itu sendiri.

Orang juga perlu mengetahui bahwa kesedihan mendatangkan kesenangan bagi musuh, kesedihan para sahabat, an kemurkaan Tuhan, kesenangan setan, keguguran pahala, dan kelemahan bagi hati.

Tumbuhkanlah rasa ridha, sabar dan ikhlas yang akan menadatangkan keridhoan dari Allah.

Jangan sampai musibah membuat kita makin jauh rahmat Allah, kita harus bersabar, dan jangan berhenti berharap. Kita harus ingat segala yang hilang dapat tergantikan kecuali ridho Allah.

Sahabatku, semoga pengalaman atau cobaan yang menimpa keluarga Airlangga dapat berlalu dengan baik di mata Allah.

Kitapun harus selalu mawas diri dengan selalu melatih kesabaran dari hal-hal kecil, dan semoga saat musibah atau cobaan Allah datang pada waktu yang telah ditentukan kita bisa sabar, kuat, ikhlas dan melewatinya dengan baik.

Saudaraku semoga amalan apapun yang kita lakukan di dunia ini berbuah pahala.

Tulisan ini saya persembahkan untuk keluarga besar adik kecilku,( yang katanya masih kerabat istri dari kakak sepupuku)_ Airlangga, mengingat usianya yang masih kecil terlintas wajah keponakan saya yang seusianya.

Ya Allah lindungilah kami dan golongkanlah kami bersama orang-orang yang sabar.

Amin.

Sumber: berita koran dan buku-buku pengobatan secara islam.

m.tempo.co/read/news/2014/03/15/058562397/Bocah-10-Tahun-Hanyut-di-Gorong-gorong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar