Senja itu, senja terakhir kau bertemu dengannya.
Saat genggaman tanganmu terlepas, dia menangis sejadinya. Mungkin kenangan ini satu-satunya yang kamu ingat tentang dia.
Waktu telah begitu cepat berlalu, kini kau ditemani wanita itu, yang masih kau sebut mama, aku bahagia dapat melihatmu dari kejauhan.
Kamu begitu cepat dewasa, nak meski pada usiamu yang sudah 12 tahun kau tampak begitu mungil, khas ibu kandungmu.
Kau bertanya lagi pada wanita itu, "benar yang ini kan ma?"
Ingin sekali aku yang menjawab benar, nak ini dia. Ini makamnya yang kelak akan menjadi jawaban segala pertanyaanmu.
Kau datang dan mendoakannya, aku yakin diusiamu yang makin besar kau mulai berfikir tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di sekitarmu. Aku tau nak, ini berat. Maka dari itu jadilah gadis yang kuat.
Suatu saat akan ada cerita dimana kau akan tau tempat apa yang selalu kau kunjungi ini, disinilah dia bersemayam,Nak. Akulah kakakmu yang kau kenal sebagai adik tiri ibumu,aku mengantarkanmu kesini, karena inilah makam ayahmu, ayah tiriku dan ayah wanita yang kau kenal sebagai mamamu. Walaupun kau kenal tempat ini sebagai makam kakekmu. Nanti kau akan tahu kebenarannya, dan kau akan tahu siapa ibumu. Aku tak kuasa memberi tahunya.
Untuk itu bersabarlah, biarkan waktu yang akan menjawabnya..
Mungkin silsilah akan begitu membingungkan buatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar