Sabtu, 29 Maret 2014

Selepas senja dan perpisahan kedua..

Setelah nonton Before Sunset, jadi kepikiran nulis ini. Dibedain endingnya aja...

Selepas senja dan perpisahan kedua

Kenangan yang telah menimbulkan kerinduan ataukah hanya selintas bayang yang justru memunculkan angan dan harapan?
Kau di mataku, dan malam itu.

Sungguh aku terkesima dan telah dibuat terlena oleh satu pertemuan yang tanpa kusadari telah menyita perhatian dan energi hingga bertahun lamanya.

Aku wanita dan sendiri saat bertemu denganmu hingga kini tetap menunggu. Berharap keajaiban akan muncul menyeruak dalam setitik kenangan yang singkat itu.

Saat itu masih aku kenang, dimana usia muda dan jiwa petualang kita hinggap dan memainkan langkah  menjemput rasa yang bermakna bahagia. Hingga waktu berpisah terucapkan janji untuk bertemu, bersama dan mencintai selamanya.

Tapi kemana kita hingga akhirnya 9 tahun telah berlalu? Semenjak malam kenangan yang selintas tapi telah menyita setiap momen paling bahagia di hidupku. Kamulah kebahagiaan untukku sejak malam itu, tak dapat kugantikan walau hanya bayanganmu.

Sosokmu tak terdeteksi oleh ragaku. Gelimangan harap membuatku gila pada satu kata, cinta sejati. Itukah kita? Berharap dan selalu berharap bahwa itu adanya kita.

Perjanjian kita sirna karena rintangan ada padaku, aku tak menepati janji. Dan maaf tak dapat aku sampaikan. Hingga akhirnya kita dapat berjumpa kini, setelah lebih dari sewindu ku merapatkan baris-baris kerinduanku. Kau ada disini? Di depan mataku, tersenyum dan tetap sama seolah tak ada yang berubah. Bola mata yang memancarkan kehangatan dan senyum khas kelelakianmu itu yang tak dapat aku lupakan. Kau hadir lagi, berkecamuk asaku untuk bersamamu.

Tapi apa yang terjadi, angin yang membawamu kemari adalah harapan bertemu denganku  menjadi kosong, kau telah menikah dan mempunyai putra. Aku kecewa di tengah harapku yang memuncak.
Aku, kau, malam itu dan mimpiku menjadi kelabu dalam sesaat.

Adakah badai yang dapat hentikan langkahmu untuk pergi. Aku tak kuasa memikirkan keluarga bahagiamu nun jauh disana. Mereka pasti rindukan dirimu.
Berputus asa, haruskah?

Sembilan tahun kumelangkah dengan jejak kerinduan yang mendalam akan satu malam. Cinta tak terlupakan, itulah kita.. Sebatas cinta semalam.

Menangis diantara senja yang menitipkan lambaian perpisahan aku dan kau. Kita melangkah seiring kaki yang mengarah berenggangan. Berjauhan dan memperbesar jarak. Tak dapat bersama..

Tak dapat kuganti waktu yang terbuang untuk menunggumu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar